115 Siswa Batal Jadi Siswa Sekolah Rakyat, Gus Ipul Sebut Sudah Digantikan oleh Calon Siswa yang Layak

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul mengungkapkan bahwa sebanyak 115 siswa dinyatakan batal menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jumlah ini setara dengan 1,4 persen dari total 9.705 siswa yang tercatat mengikuti program tersebut. Gus Ipul menegaskan bahwa kekosongan dari para siswa yang mengundurkan diri telah langsung diisi oleh calon siswa lain yang dinilai layak.

Menurut laporan yang diterima, alasan utama dari pembatalan ini berkaitan dengan ketidaknyamanan siswa serta jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggal mereka ke lokasi belajar. Sebagian dari mereka mengaku kesulitan untuk beradaptasi karena keterbatasan sarana belajar, ruang kelas yang sempit, dan kondisi lingkungan belajar yang belum sepenuhnya kondusif. Selain itu, perjalanan harian yang jauh dan melelahkan menjadi beban tersendiri bagi siswa dan orang tua.

Gus Ipul menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Sekolah Rakyat, termasuk memperbaiki fasilitas belajar dan meningkatkan aksesibilitas. “Kami terus mencari solusi, termasuk menempatkan Sekolah Rakyat di lokasi yang lebih dekat dengan domisili siswa serta memperbaiki fasilitas belajar agar lebih nyaman,” ujarnya.

Meskipun jumlah siswa yang batal relatif kecil, fenomena ini tetap menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintah. Program Sekolah Rakyat diharapkan bisa menjangkau lebih banyak anak yang membutuhkan akses pendidikan nonformal, tanpa terkendala oleh faktor jarak atau kenyamanan. Pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan penyelenggaraan Sekolah Rakyat agar kualitas pembelajaran tetap terjaga.

Pembatalan 115 siswa sebagai peserta Sekolah Rakyat mencerminkan perlunya peningkatan dalam aspek kenyamanan dan aksesibilitas pendidikan. Dengan komitmen dari Kementerian Sosial dan dukungan masyarakat, program ini diharapkan bisa terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.