Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan penting ke Istana Kepresidenan di Jakarta Pusat. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas sejumlah isu strategis, salah satunya adalah proyek kereta cepat Whoosh. Pada Senin (3/11/2025), AHY menyatakan niatnya untuk melaporkan perkembangan sekaligus meminta arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait berbagai isu, termasuk kereta cepat.
Dalam pertemuan tersebut, AHY menekankan bahwa salah satu fokus utama adalah restrukturisasi utang proyek Whoosh. Proyek ini menghadapi tantangan finansial yang signifikan, dan AHY berharap mendapatkan petunjuk serta arahan dari Presiden Prabowo untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Iya, tentunya kita ingin mendapatkan sejumlah guidance dari Bapak Presiden. Ya tentu kita ingin melihat berbagai isu, ya, termasuk KCIC Jakarta-Bandung, ada permasalahan-permasalahan yang harus kita carikan solusinya juga dengan sejumlah opsi tentunya," ungkap AHY.
Selain AHY, pihak PT KAI (Persero) juga turut hadir dalam pertemuan ini. Sebagai salah satu pemegang saham terbesar dalam proyek Whoosh, PT KAI diharapkan dapat memperoleh arahan langsung dari Presiden Prabowo untuk mengatasi beban utang yang dihadapi. AHY menegaskan pentingnya mendapatkan panduan dari Presiden sebelum melanjutkan ke rapat khusus dengan para menteri lainnya. "Saya menghadap beliau dulu sementara," jelas AHY.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh, saat ini menghadapi beban utang yang cukup berat. Berdasarkan laporan keuangan PT KAI (Persero), yang merupakan induk usaha dan salah satu pemegang saham terbesar, kerugian proyek ini cukup signifikan. KAI bersama tiga BUMN lainnya harus menanggung kerugian sesuai porsi sahamnya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), entitas anak KAI, PT PSBI, mencatat kerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024. Artinya, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung kerugian sebesar Rp 11,493 miliar per hari. Kerugian ini masih berlanjut hingga semester I-2025, dengan PSBI membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.
Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memegang porsi saham terbesar di PT PSBI, yakni 58,53 persen, sesuai penugasan yang diberikan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Selain KAI, pemegang saham lain di PT PSBI adalah Wika dengan kepemilikan 33,36 persen, Jasa Marga sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.
Menurut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) kala itu, Didiek Hartantyo, besaran bunga utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung terbagi menjadi dua tergantung pada denominasi utang. Total utang sebesar 542,7 juta dollar AS diberikan dalam denominasi dollar AS sebesar 325,6 juta dollar AS (Rp 5,04 triliun) dengan bunga 3,2 persen, dan sisanya sebesar 217 juta dollar AS (Rp 3,36 triliun) dalam denominasi renminbi alias yuan (RMB) dengan bunga 3,1 persen. "Tingkat suku bunga flat selama tenor 45 tahun. Untuk loan (denominasi) dollar AS 3,2 persen, untuk loan dalam RMB 3,1 persen," ujar Didiek Hartantyo.
Pertemuan antara AHY dan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan menyoroti pentingnya restrukturisasi utang proyek kereta cepat Whoosh. Dengan tantangan finansial yang signifikan, arahan dari Presiden diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi beban utang yang dihadapi. Keterlibatan PT KAI dan pemegang saham lainnya dalam pembahasan ini menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah secara kolektif dan berkelanjutan.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?
redaktur