
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa total kerusakan aset negara akibat peristiwa yang terjadi sepanjang Agustus 2025 mencapai sekitar Rp900 miliar. Nilai tersebut dihitung dari kerusakan yang tersebar di 10 provinsi dan 25 kabupaten/kota. AHY menegaskan, kerusakan paling besar tercatat di Jakarta, Makassar, Bandung, Surabaya, dan Solo.
Menurut AHY, kerusakan aset negara disebabkan oleh kombinasi faktor, mulai dari bencana alam hingga lemahnya pengawasan dan kelalaian dalam pengelolaan. Ia menekankan bahwa evaluasi serius terhadap sistem pengelolaan aset negara harus segera dilakukan agar kerugian serupa tidak terulang.
AHY menyoroti besarnya dampak dari kerugian ini, tidak hanya terhadap stabilitas perekonomian nasional, tetapi juga terhadap pelayanan publik. “Kerusakan sebesar ini bisa menghambat pembangunan infrastruktur dan layanan dasar yang dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
Untuk mencegah kerugian lebih lanjut, AHY mengusulkan peningkatan pengawasan, audit berkala, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memantau kondisi aset negara secara real-time. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta dalam menjaga aset negara.
Pemerintah, melalui keterangan resmi, menyatakan tengah menyiapkan langkah-langkah perbaikan, termasuk penguatan kapasitas sumber daya manusia serta penerapan sistem pengawasan yang lebih transparan dan akuntabel.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?