Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz Digelandang KPK dalam Kasus Korupsi Proyek RSUD

Bupati Kolaka Timur, Abdul Aziz,  menjadi sorotan publik setelah digelandang petugas KPK ke ruang konferensi pers. Dengan langkah tegap, Abdul Aziz berjalan diapit petugas sambil mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK dan tangan terborgol. Ia dibawa bersama empat tersangka lain yang diduga terlibat dalam kasus korupsi proyek pembangunan RSUD Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Penangkapan Abdul Aziz merupakan hasil dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK setelah menerima laporan terkait dugaan praktik korupsi. Dalam operasi tersebut, penyidik mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga berkaitan dengan suap dan penggelembungan anggaran dalam proyek pembangunan rumah sakit daerah tersebut.

Pemerintah daerah segera menggelar rapat darurat untuk membahas langkah-langkah strategis menjaga stabilitas roda pemerintahan di tengah proses hukum yang berjalan. Modus yang digunakan diduga meliputi penggelembungan biaya proyek serta pemberian suap kepada pihak-pihak tertentu. 

Keluarga Abdul Aziz menyatakan terkejut atas penangkapan ini dan berharap proses hukum dijalankan secara objektif. Sementara itu, tim kuasa hukum menyatakan akan memberikan pembelaan maksimal, termasuk memastikan hak-hak klien mereka terpenuhi selama proses penyidikan dan persidangan.

Absennya Abdul Aziz dari kursi bupati memunculkan tantangan tersendiri bagi pemerintahan daerah. Tugas-tugas kepala daerah sementara diharapkan dapat diemban oleh wakil bupati, agar pelayanan publik tetap berjalan dan agenda pembangunan daerah tidak terhambat.

Kasus ini menambah deretan panjang pejabat daerah yang terjerat perkara korupsi di Indonesia. Penangkapan Abdul Aziz menjadi peringatan keras akan pentingnya integritas dan transparansi dalam mengelola pemerintahan. KPK pun menegaskan komitmennya untuk terus memberantas korupsi demi terciptanya tata kelola pemerintahan yang bersih.