Anggota DPR Sebut Perusakan Rumah Doa di Padang Langgar Semangat Kebhinekaan

Kasus perusakan rumah doa di Padang, Sumatera Barat, menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan, termasuk dari Komisi VIII DPR RI. Insiden ini kembali mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, mendorong aparat penegak hukum untuk menangani kasus ini secara adil dan bijaksana. Politikus dari PDI Perjuangan tersebut menilai bahwa aksi intoleransi seperti ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, melainkan juga merupakan bentuk ancaman terhadap semangat kebhinekaan yang selama ini dijaga oleh seluruh warga negara.

Berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama di Padang, turut menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dan menjaga keharmonisan antarumat beragama. Tindakan kekerasan yang bernuansa intoleransi dinilai dapat merusak persatuan dan kedamaian sosial.

Pihak kepolisian telah mulai melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang di balik insiden tersebut. Aparat berjanji akan bersikap tegas dan tidak memihak dalam menegakkan hukum, serta memastikan pelaku mendapat sanksi setimpal agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Selly menekankan bahwa kebhinekaan adalah fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang agama, harus dilindungi hak-haknya secara adil dan merata. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi toleransi dan tidak terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang memecah belah.

Perusakan rumah doa di Padang menjadi cerminan pentingnya peran aktif semua pihak dalam menjaga toleransi dan kerukunan. Penanganan yang adil oleh aparat hukum serta keterlibatan masyarakat luas dalam memelihara kebhinekaan akan menjadi kunci dalam mencegah munculnya tindakan intoleransi di masa mendatang.