
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan bahwa saat ini terjadi penurunan signifikan dalam tren pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, khususnya ke Malaysia dan Taiwan. Kedua negara yang selama ini menjadi tujuan utama pekerja migran Indonesia kini mencatatkan penurunan permintaan tenaga kerja.
Menurut Menteri Karding, penurunan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama perubahan kebijakan ketenagakerjaan di negara-negara tujuan. Malaysia, misalnya, telah memperketat peraturan perekrutan tenaga kerja asing. Sementara itu, Taiwan menerapkan standar rekrutmen yang lebih tinggi, termasuk aspek keterampilan dan kelayakan kerja.
Tren ini berdampak langsung terhadap ribuan calon pekerja migran Indonesia. Banyak dari mereka yang terpaksa menunda keberangkatan atau mengalihkan rencana ke negara lain. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kondisi ekonomi keluarga, terutama yang menggantungkan harapan pada penghasilan dari luar negeri.
Menghadapi situasi ini, Kementerian P2MI berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi calon pekerja migran melalui pelatihan dan sertifikasi keterampilan. Selain itu, pemerintah juga mulai menjalin komunikasi dengan negara-negara alternatif tujuan tenaga kerja yang membuka peluang lebih besar bagi pekerja migran asal Indonesia.
Abdul Kadir Karding menekankan pentingnya respons cepat terhadap dinamika global yang memengaruhi sektor migrasi tenaga kerja. Ia berharap dengan peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja, Indonesia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai negara pengirim pekerja migran yang andal dan profesional.
Penurunan pengiriman pekerja migran ke Malaysia dan Taiwan menjadi tantangan yang harus dihadapi secara strategis. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian P2MI terus berupaya mencari solusi dengan fokus pada pelindungan, peningkatan kompetensi, dan perluasan pasar kerja internasional demi menjaga kesejahteraan para pekerja migran dan keluarganya.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?