Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengumumkan bahwa penulisan ulang sejarah telah rampung sejak Agustus 2025. Saat ini, naskah sejarah tersebut tengah memasuki tahap pengeditan. "Penulisan sejarah sudah selesai dari bulan Agustus, sekarang dalam proses editing," ungkap Fadli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).
Proses pengeditan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk editor jilid, editor umum, dan proofreader bahasa. Fadli berharap agar sejarah yang telah diperbarui ini dapat diluncurkan pada Desember 2025. "Mudah-mudahan (bulan depan). Mudah-mudahan nanti bulan depan saya kira," ujarnya dengan optimis.
Fadli mengakui bahwa dirinya belum melihat hasil akhir dari penulisan sejarah ulang tersebut, mengingat proyek ini melibatkan hingga 34 sejarawan. Penulisan ini dikerjakan di bawah naungan Direktorat Sejarah Kementerian Kebudayaan, yang sebelumnya sempat ditiadakan namun dihidupkan kembali karena pentingnya peran sejarah dalam kebudayaan.
"Kalau ada Direktorat Sejarah berarti ya harus menulis sejarah dong. Kalau enggak untuk apa ada Direktorat Sejarah? Nah, maka kita buatlah buku ini," jelas Fadli. Keberadaan Direktorat Sejarah menjadi landasan penting dalam upaya penulisan ulang sejarah, memastikan bahwa sejarah yang disajikan akurat dan relevan dengan perkembangan zaman.
Fadli juga mengisyaratkan bahwa proyek penulisan sejarah ini mungkin akan berlanjut pada tahun depan dengan tema-tema lain yang tak kalah penting. "Nanti mungkin tahun depan kita akan buat sejarah kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan, sejarah Majapahit, sejarah Pajajaran, sejarah Sriwijaya, gitu-gitu ya," tambahnya.
Langkah Kementerian Kebudayaan dalam menyusun ulang sejarah merupakan upaya strategis untuk memperkaya pengetahuan sejarah bangsa. Dengan melibatkan sejarawan dan ahli di bidangnya, diharapkan sejarah yang dihasilkan dapat menjadi referensi yang kredibel dan bermanfaat bagi generasi mendatang. Peluncuran sejarah ulang ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dan memperkuat identitas kebudayaan Indonesia.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?
redaktur