LPSK Lakukan Penjangkauan untuk Perlindungan Ibu Prada Lucky di NTT

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menerima permohonan perlindungan dari keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anggota Yonif Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Prada Lucky diduga meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh puluhan seniornya. Permohonan perlindungan diajukan untuk menjamin keselamatan ibu korban dan anggota keluarga lainnya di tengah tekanan dan ancaman yang meningkat.

Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penjangkauan lapangan pada 13-16 Agustus 2025, meliputi wilayah Nagekeo, Ende, hingga Kupang. Penjangkauan ini bertujuan untuk bertemu langsung dengan keluarga korban, saksi, serta aparat penegak hukum yang menangani kasus, guna menilai risiko dan menentukan langkah perlindungan yang tepat.

LPSK menegaskan komitmen untuk memberikan perlindungan maksimal bagi ibu dan keluarga Prada Lucky. Selain perlindungan fisik, LPSK juga menyediakan dukungan hukum dan psikologis agar keluarga dapat menghadapi situasi sulit akibat kasus ini dengan lebih tenang dan aman.

Kasus ini telah menarik perhatian luas dari media dan masyarakat. Banyak pihak memberikan dukungan moral, sementara media sosial menjadi sarana bagi publik untuk menyuarakan kepedulian mereka. Hal ini sekaligus menyoroti pentingnya perlindungan bagi saksi dan keluarga korban dalam kasus hukum yang sensitif.

LPSK akan terus memantau kondisi keluarga Prada Lucky dan menyesuaikan perlindungan sesuai dengan situasi di lapangan. Wakil Ketua LPSK menegaskan bahwa setiap langkah akan dirancang untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan keluarga korban.

Permohonan perlindungan keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo menegaskan peran penting LPSK dalam melindungi saksi dan korban. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan keluarga korban dapat menjalani masa sulit ini dengan lebih aman dan tenang, serta memperoleh perlindungan yang komprehensif dari LPSK.