
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, mewanti-wanti kadernya yang saat ini menduduki jabatan publik agar menjauhi praktik korupsi. Peringatan ini disampaikan Kaesang pada 23 Agustus 2025, tak lama setelah Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel—yang juga merupakan kader PSI—terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam penyampaiannya, Kaesang menegaskan bahwa PSI tidak akan memberikan toleransi terhadap tindakan koruptif. Ia menilai kasus Noel menjadi pelajaran pahit sekaligus pengingat penting bahwa integritas harus menjadi fondasi utama dalam perjalanan politik partai. Kaesang menekankan bahwa PSI dibangun atas semangat transparansi dan akuntabilitas. Menurutnya, setiap kader, baik yang duduk di eksekutif, legislatif, maupun struktural partai, harus menjadi teladan bagi masyarakat.
Sebagai tindak lanjut, PSI berencana memperkuat program internal berupa pelatihan etika dan anti-korupsi untuk seluruh kader. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai bahaya korupsi sekaligus memberikan panduan praktis mencegah penyalahgunaan wewenang. Selain itu, PSI juga mendorong adanya mekanisme pengawasan lebih ketat terhadap kader yang mendapat amanah jabatan.
Menurutnya, keterlibatan publik akan membantu memastikan partai tetap berada di jalur yang bersih. “Kami tidak bisa berjalan sendirian. Dukungan dan kontrol masyarakat sangat penting untuk menjaga marwah PSI sebagai partai yang mengedepankan integritas,” ujarnya.
Kasus Noel menjadi pukulan berat bagi PSI, namun Kaesang menekankan bahwa hal itu tidak akan menghentikan komitmen partainya untuk melawan korupsi. Ia menutup peringatannya dengan ajakan agar seluruh kader menjadikan integritas dan kejujuran sebagai prinsip utama. “Kita harus tetap konsisten membangun partai yang bersih, berintegritas, dan dipercaya masyarakat,” tutupnya.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?