
Solo, yang dikenal sebagai salah satu basis kuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tengah menjadi sorotan setelah tiga kadernya memutuskan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketiganya adalah Ginda Ferachtriawan, Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto, yang merupakan mantan anggota DPRD Solo Fraksi PDI-P.
Ketiga mantan kader tersebut menyatakan keputusan mereka dilandasi keinginan untuk mencari wadah politik baru yang lebih sesuai dengan aspirasi dan ide-ide progresif yang mereka usung. Menurut mereka, PSI menawarkan platform politik yang lebih segar, inklusif, dan terbuka terhadap gagasan baru.
Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, menegaskan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan langkah ketiganya. “Kami menghormati keputusan mereka. Setiap kader memiliki hak untuk menentukan pilihan politiknya. PDI-P adalah partai besar dan solid, dan kami yakin akan terus mendapat dukungan dari masyarakat,” ujarnya.
Puan juga menambahkan, perpindahan ini tidak akan mengganggu kekuatan PDI-P di Solo. “Kami tetap fokus bekerja untuk rakyat. Kepergian beberapa kader tidak akan mengurangi semangat juang kami,” tambahnya.
Kehadiran tiga mantan anggota DPRD Solo itu disambut PSI sebagai peluang memperkuat basis mereka di kota tersebut. Sebagai partai yang identik dengan semangat muda, PSI menilai bergabungnya tokoh-tokoh berpengalaman akan meningkatkan daya tarik mereka di mata pemilih.
Pengamat politik menilai langkah ini mencerminkan dinamika politik yang semakin terbuka di Indonesia. Partai-partai baru seperti PSI mulai menarik perhatian politisi yang mencari alternatif dari partai besar. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa keberhasilan partai tetap bergantung pada kemampuannya menjawab aspirasi masyarakat.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?