
Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa perdagangan dan keuangan global kini kerap dimainkan sebagai senjata politik di dunia internasional. Dalam dunia yang sarat ketidakpastian, standar ganda kerap muncul, di mana hukum internasional sering diabaikan. Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting, yang mempertemukan para pemimpin negara anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa perdagangan internasional tidak lagi semata-mata soal ekonomi, melainkan telah menjadi instrumen strategis yang dapat mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan global. Begitu pula dengan sistem keuangan global, yang melalui investasi dan aliran modal dapat digunakan untuk menekan atau mendukung suatu negara. Ketergantungan pada sistem keuangan global pun bisa menjadi pedang bermata dua bagi kedaulatan ekonomi negara.
Prabowo juga menekankan peran penting BRICS sebagai pilar kuat dalam tatanan ekonomi dunia. Ia mengajak negara-negara anggota untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dan keuangan, dengan tujuan membangun sistem yang lebih mandiri dan saling mendukung, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sistem global yang didominasi oleh negara-negara Barat.
Sebagai bagian dari strategi global, Indonesia mendukung keberlanjutan BRICS dalam membentuk tatanan ekonomi yang lebih adil dan seimbang. Forum BRICS, dengan partisipasi aktif Prabowo Subianto, menegaskan bahwa perdagangan dan keuangan telah menjadi senjata politik penting di panggung global. Keberadaan BRICS sebagai pilar ekonomi yang kuat menawarkan peluang bagi negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia, untuk memainkan peran lebih strategis dalam tatanan ekonomi dunia dan mendukung pembangunan global yang berkelanjutan.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?