clock December 24,2023
Harga Batu Bara Stabil di Atas US$100/Ton di Tengah Kenaikan Produksi India

Harga Batu Bara Stabil di Atas US$100/Ton di Tengah Kenaikan Produksi India

VOXINDONESIA.COM, Jakarta - Harga batu bara tetap kokoh di atas ambang US$100 per ton meskipun terjadi lonjakan produksi batu bara di India dan risiko pasokan yang lebih rendah dari Australia. Situasi ini cukup mengejutkan mengingat harga komoditas energi lainnya, seperti minyak, mengalami penurunan tajam.


Menurut data dari Refinitiv, pada 5 Mei 2025, harga batu bara tercatat sebesar US$102,35 per ton, tidak berubah dari penutupan perdagangan pada 2 Mei 2025. Ketahanan harga batu bara ini terjadi di tengah penurunan harga minyak yang signifikan.


Harga minyak Brent pada perdagangan Senin turun 1,7% menjadi US$60,23, terendah sejak Februari 2021. Sementara itu, harga minyak WTI juga turun 1,9% menjadi US$57,13, level terendah dalam empat tahun terakhir. Penurunan ini dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi secara agresif, yang menambah kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan di tengah permintaan yang melemah.


Minyak dan batu bara adalah komoditas energi yang saling melengkapi, sehingga pergerakan harga keduanya biasanya saling memengaruhi. Namun, dalam situasi saat ini, harga batu bara tetap stabil meskipun harga minyak jatuh.


Dilansir dari asian-power.com, produksi batu bara India dari tambang milik sendiri dan komersial mencapai 14,01 juta ton pada April 2025, naik dari 10,87 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Pengiriman batu bara India juga meningkat menjadi 16,81 juta ton dari 14,54 juta ton.


Kementerian Batu Bara India mengaitkan peningkatan produksi ini dengan intervensi kebijakan berkelanjutan, pemantauan ketat, dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk mempercepat perizinan operasional dan meningkatkan kapasitas produksi. Kontributor utama lainnya adalah dimulainya operasi di blok batu bara baru, seperti blok Kotre Basantpur Pachmo dan blok Naini.


Pulihnya harga batu bara setelah sempat berada di bawah US$100 per ton disebabkan oleh risiko pasokan yang lebih rendah dari Australia. Whitehaven mencatat bahwa cuaca buruk pada kuartal Maret menghambat aktivitas ekspor pada akhir April. Selain itu, Amerika Serikat mencabut pembatasan bagi pemberi pinjaman untuk pembangkit listrik tenaga batu bara.


Harga minyak berjangka turun 20% tahun ini karena musim dingin yang lebih hangat di China membatasi permintaan pemanas yang membutuhkan banyak listrik dan ekspor batu bara termal. Meskipun demikian, harga batu bara tetap stabil, menunjukkan ketahanan pasar di tengah tantangan global.


Stabilitas harga batu bara di atas US$100 per ton menunjukkan ketahanan pasar di tengah ketidakpastian global. Meskipun produksi di India meningkat dan risiko pasokan dari Australia menurun, harga batu bara tetap bertahan. Hal ini menandakan bahwa batu bara masih menjadi komoditas energi yang penting dan relevan di pasar global.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories