Teduhnya Beringin Simbol Penting yang Masih Dibutuhkan dalam Politik Nasional

Di tengah dinamika politik pasca-Reformasi, beringin tidak hanya menjadi pohon bersejarah di halaman istana, tetapi juga melambangkan peran penting Partai Golkar dalam perjalanan bangsa. Partai yang berlogo pohon beringin ini konsisten hadir dalam setiap periode pemerintahan. Mengulas kontribusinya, Golkar selalu masuk ke dalam kabinet entah mendukung ataupun tidak calon presiden yang terpilih.

Golkar dikenal sebagai partai yang piawai membaca arah politik nasional. Keberadaannya di lingkar kekuasaan seolah menjadi tradisi politik yang tidak terpisahkan. Sebagian kalangan menilai, Golkar tidak memiliki DNA oposisi karena nyaris tidak pernah mengambil peran sebagai kekuatan penyeimbang. Sebaliknya, partai ini selalu memilih untuk ikut berada dalam perahu kekuasaan.

Sebagaimana beringin yang kokoh dan menaungi, Golkar tampil sebagai kekuatan yang mampu bertahan di tengah perubahan zaman. Namun, kecerdikan partai ini sering dipandang sebagai sikap pragmatis. Ada yang menyebut Golkar sekadar “membebek” pada kekuasaan, tetapi ada pula yang melihatnya sebagai strategi politik yang cerdas untuk tetap relevan dalam setiap periode pemerintahan.

Sejarah mencatat, Golkar kerap berada di posisi strategis: kadang menjadi penumpang setia, kadang mengambil alih peran sebagai nakhoda. Fleksibilitas ini menunjukkan kemampuannya untuk selalu beradaptasi dengan dinamika politik nasional. Itulah yang disebut sebagian pihak sebagai “cerdiknya” Golkar – selalu berhasil memastikan tempatnya dalam struktur kekuasaan.

Seperti beringin yang tetap kokoh meski zaman berganti, Golkar masih memainkan peran penting dalam politik Indonesia. Keberadaannya di kabinet setiap periode presidensial memperlihatkan daya tahan sekaligus strategi untuk selalu dekat dengan pusat kekuasaan. Terlepas dari kritik mengenai DNA politiknya, Golkar tetap menjadi salah satu aktor utama dalam perjalanan demokrasi Indonesia.