Pertamina dan Warga Bali Bersatu Jaga Hutan Lewat Sri Wana Lestari

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan degradasi hutan, PT Pertamina Patra Niaga melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menginisiasi program Perhutanan Sosial Sri Wana Lestari di Desa Yehembang Kangin, Kabupaten Jembrana, Bali. Program ini tidak hanya bertujuan melestarikan hutan, tetapi juga dirancang untuk memperkuat ekonomi masyarakat sekitar melalui pendekatan berbasis komunitas yang selaras dengan kearifan lokal.

Perhutanan sosial merupakan pendekatan pengelolaan hutan yang melibatkan peran aktif masyarakat lokal agar mereka dapat mengakses dan mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan. 

Program ini tidak sebatas kegiatan penghijauan, tetapi berakar pada filosofi Tri Hita Karana sebuah nilai luhur masyarakat Bali yang menekankan keharmonisan antara manusia, Tuhan, dan alam. Pertamina menggandeng Kelompok Tani Hutan (KTH) Banu Giri Lestari, BUMDes Abdi Rahayu, serta Kelompok Tani Taman Lestari dalam pelaksanaan program. Kolaborasi ini memperkuat partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan usaha produktif.

Program Sri Wana Lestari telah memberi dampak nyata. Secara ekologis, kawasan hutan kembali hijau dan kualitas lingkungan meningkat. Dari sisi sosial dan ekonomi, masyarakat memperoleh sumber penghasilan tambahan melalui hasil hutan bukan kayu serta pengembangan ekowisata dan usaha desa. Partisipasi aktif warga turut menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan hidup.

Meskipun program ini menunjukkan hasil positif, tantangan seperti rendahnya kesadaran masyarakat, terbatasnya sumber daya, serta kebutuhan akan pendampingan masih menjadi kendala. Untuk menjawab tantangan tersebut, Pertamina secara konsisten melakukan edukasi, pelatihan, dan menjalin sinergi dengan pemerintah serta lembaga lokal guna memperkuat keberlanjutan program.

Program Sri Wana Lestari menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat jika dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dan berakar pada nilai lokal. Pertamina melalui inisiatif ini tidak hanya menjaga alam, tetapi juga menanam harapan untuk masa depan desa yang lebih hijau, mandiri, dan berkelanjutan.