clock December 24,2023
Perbedaan Data Kemiskinan di Indonesia: BPS vs Bank Dunia

Perbedaan Data Kemiskinan di Indonesia: BPS vs Bank Dunia

VOXINDONESIA.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia sering kali menampilkan angka kemiskinan yang berbeda untuk Indonesia, menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat dan pengamat ekonomi. Namun, perbedaan ini bukanlah kesalahan, melainkan hasil dari metodologi yang berbeda dalam pengukuran kemiskinan.


BPS mengadopsi pendekatan garis kemiskinan yang berlandaskan pada kebutuhan dasar minimum. Garis kemiskinan ini mencakup kebutuhan makanan dan non-makanan. Kebutuhan makanan dihitung berdasarkan 2.100 kilokalori per kapita per hari, sementara kebutuhan non-makanan mencakup kebutuhan dasar lainnya seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan.


Menurut BPS, seseorang dikategorikan miskin jika pengeluarannya di bawah garis kemiskinan yang telah ditetapkan. Data ini diperoleh melalui survei sosial ekonomi nasional (Susenas) yang dilakukan secara berkala.


Sebaliknya, Bank Dunia menggunakan standar internasional untuk mengukur kemiskinan, yaitu garis kemiskinan internasional sebesar $1,90 per hari (dalam paritas daya beli). Standar ini digunakan untuk memungkinkan perbandingan antar negara.


Bank Dunia juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti akses terhadap layanan dasar dan ketimpangan pendapatan dalam analisis kemiskinannya. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh Bank Dunia mungkin berbeda dengan data yang dirilis oleh BPS.


Perbedaan dalam pengukuran kemiskinan ini dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah. Data BPS sering digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk merancang program pengentasan kemiskinan yang lebih sesuai dengan kondisi lokal. Sementara itu, data dari Bank Dunia dapat memberikan perspektif global dan membantu dalam perbandingan internasional.


Memahami perbedaan metodologi ini penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan data kemiskinan. Kedua pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan keduanya dapat digunakan secara komplementer untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemiskinan di Indonesia.


Perbedaan data kemiskinan antara BPS dan Bank Dunia menunjukkan pentingnya memahami konteks dan metodologi di balik angka-angka tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kebijakan yang diambil dapat lebih efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah akurat dan relevan.

Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?

Berita Terkait

Follow US

Top Categories