Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi kemunculan bibit siklon tropis 99S pada Senin (13/1/2025). Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyatakan bahwa sistem ini berada di Samudera Hindia, tepatnya di selatan Pulau Bali. Sebelum berkembang menjadi bibit siklon tropis, BMKG telah mendeteksi area suspect berupa gangguan tropis di bagian selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (10/1/2025).
Saat ini, bibit siklon tropis 99S bergerak dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot atau sekitar 28 kilometer per jam, terpantau di bagian selatan sistem dengan tekanan minimum 1006 hPa. "Pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan awan konvektif di sekitar sistem masih sporadis dan menyebar," jelas Andri dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (13/1/2025). Ia menambahkan bahwa pola perawanan khas siklogenesis atau pembentukan siklon belum terlihat.
Andri menjelaskan bahwa analisis angin perlapisan saat bibit siklon tropis 99S terbentuk menunjukkan pola sirkulasi siklonik yang masih melebar dari lapisan permukaan hingga rendah (10m-850hPa). Sementara itu, pola sirkulasi siklonik sudah terlihat pada lapisan 700-500hPa, namun posisinya lebih cenderung ke arah barat sistem. Bibit siklon tropis 99S dapat terbentuk karena kondisi lingkungan yang mendukung, seperti aktifnya gelombang low frequency dan lokasi di perairan hangat dengan suhu 29-31 derajat Celsius. Kelembapan udara yang cukup basah di setiap lapisan, berkisar antara 70-90 persen, juga menjadi faktor pendukung.
Kemunculan bibit siklon tropis 99S bertepatan dengan periode puncak musim hujan di beberapa wilayah Indonesia pada Januari 2025. Berdasarkan informasi yang diberikan kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025), wilayah yang mengalami puncak musim hujan meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT. Andri menjelaskan bahwa fenomena ini dapat memicu gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di beberapa wilayah, termasuk perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, dan Samudera Hindia selatan Banten hingga NTT.
Meskipun demikian, bibit siklon tropis 99S diperkirakan akan bergerak ke arah barat-barat daya dalam 24-48 jam ke depan dengan intensitas yang masih cenderung persisten. Namun, dalam 72 jam ke depan, sistem ini diperkirakan akan bergerak ke arah timur-tenggara menjauhi Indonesia dengan pola sirkulasi yang sedikit menguat. Kecepatan angin maksimum bibit siklon tropis 99S saat bergerak diperkirakan mencapai 10-20 knot atau 19-37 km per jam. "Potensi bibit 99S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah," pungkas Andri.
Kamu harus terdaftar atau login untuk berkomentar Masuk?